Virus MERS Membuat Resah
Otoritas
kesehatan Saudi telah mengambil beragam langkah untuk mencegah
penyebaran lebih lanjut dari wabah yang terjadi selama 18 bulan
terakhir.
15.04.2014
WASHINGTON — Pejabat Arab Saudi
mengatakan suatu virus mematikan merebak melalui kerajaan tersebut
seiring dilaporkannya kasus-kasus baru selama akhir pekan di Uni Emirat
Arab dan Yaman.
Kasus-kasus yang dikukuhkan dari Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) telah muncul dari dua rumah sakit besar di kota pelabuhan Jeddah.
Otoritas kesehatan Saudi telah mengambil beragam langkah untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari wabah yang terjadi selama 18 bulan terakhir.
"Kami telah mendeteksi 11 kasus virus tersebut di Jeddah," ujar Dr. Abdul Salam Noorwali, direktur jenderal kesehatan di wilayah Mekkah minggu lalu.
"Dua dari pasien-pasien tersebut telah meninggal dunia, sementara enam yang lain telah sembuh dan tiga lagi masih diobati."
Tiga pasien di Jeddah adalah petugas kesehatan, termasuk salah satu dari dua pasien yang meninggal, mendorong pihak berwenang untuk menutup sementara bangsal gawat darurat di Rumah Sakit Raja Fahd di kota tersebut.
Data terakhir menunjukkan sedikitnya ada 179 kasus MERS di Arab Saudi sejak virus itu pertama kali muncul di kerajaan tersebut pada September 2012.
Gubernur Mekkah Pangeran Mishaal bin Abdullah telah bertemu dengan direktur jenderal kesehatan dan mendesak langkah-langkah pencegahan untuk melawan penyakit itu di rumah-rumah sakit dan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.
Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS mengalami sakit pernafasan sangat akut dengan gejala-gejala demam, batuk dan sesak nafas.
Virus MERS dianggap sebagai kerabat yang lebih fatal namun kurang menyebar dari virus SARS yang meledak di Asia pada 2003 dan menginfeksi 8.273 orang, 9 persen diantaranya meninggal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada akhir Maret bahwa ada 206 kasus infeksi MERS yang telah dikukuhkan laboratorium di seluruh dunia, 86 diantaranya fatal.
Para ahli masih berjuang memahami penyakit tersebut, yang belum ada vaksinnya itu.
Sejumlah unta di beberapa negara tetangga Saudi juga telah diuji positif untuk antibodi terhadap MERS, mengindikasikan bahwa mereka sebelumnya telah terinfeksi oleh MERS atau virus yang berkaitan.
Kasus-kasus lain telah dilaporkan dari Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Yordania, Uni Emirat Arab, Oman dan Tunisia, serta beberapa negara Eropa.
Kasus-kasus yang dikukuhkan dari Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) telah muncul dari dua rumah sakit besar di kota pelabuhan Jeddah.
Otoritas kesehatan Saudi telah mengambil beragam langkah untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari wabah yang terjadi selama 18 bulan terakhir.
"Kami telah mendeteksi 11 kasus virus tersebut di Jeddah," ujar Dr. Abdul Salam Noorwali, direktur jenderal kesehatan di wilayah Mekkah minggu lalu.
"Dua dari pasien-pasien tersebut telah meninggal dunia, sementara enam yang lain telah sembuh dan tiga lagi masih diobati."
Tiga pasien di Jeddah adalah petugas kesehatan, termasuk salah satu dari dua pasien yang meninggal, mendorong pihak berwenang untuk menutup sementara bangsal gawat darurat di Rumah Sakit Raja Fahd di kota tersebut.
Data terakhir menunjukkan sedikitnya ada 179 kasus MERS di Arab Saudi sejak virus itu pertama kali muncul di kerajaan tersebut pada September 2012.
Gubernur Mekkah Pangeran Mishaal bin Abdullah telah bertemu dengan direktur jenderal kesehatan dan mendesak langkah-langkah pencegahan untuk melawan penyakit itu di rumah-rumah sakit dan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.
Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS mengalami sakit pernafasan sangat akut dengan gejala-gejala demam, batuk dan sesak nafas.
Virus MERS dianggap sebagai kerabat yang lebih fatal namun kurang menyebar dari virus SARS yang meledak di Asia pada 2003 dan menginfeksi 8.273 orang, 9 persen diantaranya meninggal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada akhir Maret bahwa ada 206 kasus infeksi MERS yang telah dikukuhkan laboratorium di seluruh dunia, 86 diantaranya fatal.
Para ahli masih berjuang memahami penyakit tersebut, yang belum ada vaksinnya itu.
Sejumlah unta di beberapa negara tetangga Saudi juga telah diuji positif untuk antibodi terhadap MERS, mengindikasikan bahwa mereka sebelumnya telah terinfeksi oleh MERS atau virus yang berkaitan.
Kasus-kasus lain telah dilaporkan dari Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Yordania, Uni Emirat Arab, Oman dan Tunisia, serta beberapa negara Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar